Saturday, February 27, 2010

Kelantan, dari kacamata penulis novel "Ayat-ayat Cinta"

Kelantan, dari kacamata penulis novel "Ayat-ayat Cinta"
Date: Tuesday, February 23 @ 18:35:58 PST
Topic: Artikel

Oleh Habiburrahman El Shirazy

Siang itu, 14 Februari 2010, saya mendarat di Bandara Kota Bharu, Negeri Kelantan. Saya datang ke Kelantan atas undangan Departemen Penerangan Kerajaan Negeri Kelantan, sebagai pembicara ahli dalam acara talkshow berjudul, Selebriti Sebagai Ikon Masyarakat dalam momen Festival Hiburan Islami.

Juga diundang untuk memberi kuliah umum di Masjid Kerajaan. Tiba di bandara panitia sudah datang menjemput. Mereka terdiri dua orang gadis dan dua orang lelaki. Ramah dan baik. Saya langsung diajak untuk menemui tokoh paling dihormati di Negeri Kelantan, yaitu seorang ulama kharismatik yang juga menjabat sebagai Menteri Besar Kerajaan Negeri Kelantan, yaitu Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat.


Di rumah dinas, tempat Menteri Besar biasa menerima tamu, para wartawan dari media cetak dan elektonik telah menunggu. Ternyata di sana sudah datang terlebih dahulu seorang artis dan penyanyi terkemuka Malaysia yang kini setia mengenalkan jilbab, yaitu Wardina Shafiyyah. Tuan Guru Nik Abdul Aziz menyambut dengan senyum yang mengembang.

Kharismanya sebagai seorang ulama tampak jelas. Sayangnya beliau tidak bisa berlama-lama menemani. Sebab saya datang memang terlambat. Saya sampai di Kota Bharu pukul 12 siang lebih, yang semestinya dijadwalkan pukul 11 siang. Penyebab keterlambatan itu adalah pesawat Malaysian Air Lines yang tidak tepat waktu. Semestinya terbang dari KLIA ke Kota Bharu pukul 10.00 ternyata baru terbang pukul 11.20. Saya dijadwalkan bertemu dan berbincang dengan Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz pukul 11.00, dan beliau ternyata sudah menunggu sejak pukul sebelas.

Beliau pun masih setia menunggu sampai saya datang. Hanya saja tidak bisa berlama-lama menemani, sebab ada tamu lain yang juga harus beliau temui.

Sementara beliau menemui tamu yang lain, saya yang baru datang diminta untuk menyantap hidangan makan siang bersama Wardina Shafiyyah dan suaminya. Sebelum makan siang, para wartawan minta konferensi pers. Banyak pertanyaan yang diajukan seputar perkembangan perfilman di Indonesia.

Ada juga yang bertanya tentang proses pembuatan film berkarakter seperti Ketika Cinta Bertasbih dan Ayat Ayat Cinta. Saya sempat menunggu-nunggu adakah wartawan yang akan menanyakan hal berkaitan dengan Manohara. Sebab saya sedang berada di tempat Manohara pernah membuat kisah yang banyak mendapat perhatian di Indonesia. Ternyata tidak ada satu pun yang menyinggung masalah itu. Semuanya fokus menanyakan segala hal yang berkaitan dengan seluk beluk perfilman dan sastra.

Adzan dhuhur berkumandang, Menteri Besar mengajak shalat berjamaah. Saya tidak ikut karena ada bagian dari pakaian saya yang kotor, saya memilih untuk menjama’ shalat dengan jama’ ta`khir. Selesai shalat berjamaah Menteri Besar kembali menemui saya. Kami berbincang- bincang sebentar. Lalu bagian dokumentasi Kerajaan Negeri Kelantan meminta saya berfoto bersama Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz.

Setelah itu panitia mengajak saya langsung ke acara inti yaitu talk show di KB Mall Kota Bharu Kelantan. Panitia memberi tahu pengunjung telah membludak. Saya meminta pengertian panitia untuk membawa saya ke hotel dulu. Sebab saya baru tiba dari bandara, saya perlu cuci muka dan ganti pakaian.

Sebenarnya sejak awal saya ingin ke hotel dulu dan berpakaian lebih rapi ketika bertemu dengan Tuan Guru Nik Abdul Aziz. Tetapi waktu tidak memungkinkan, Tuan Guru sudah lama menunggu. Akhirnya saya ikut saja. Maka ketika saya diajak langsung ke KB Mall, saya minta pengertian panitia. Dan mereka setuju. Saya dibawa ke Kelantan Trade Centre untuk membersihkan badan dan ganti pakaian. Acara talk show di KB Mall berjalan hangat. Pengunjung membludak.

Yang unik adalah background panggung dan hiasan Mall seratus persen bernuansa China. Karena hari itu memang bertepatan tahun baru China. Akan tetapi acara sesungguhnya adalah Festival Hari Hiburan Islam. Dalam acara itu tampak jelas kerinduan masyarakat Malaysia akan hadirnya film-film Islami di Malaysia. Masyarakat Malaysia mengakui dalam hal kreatifitas pembuatan film Islami pun Malaysia masih tertinggal beberapa langkah dari Indonesia.

Mereka takjub dengan yang terjadi di Indonesia. Mereka merindukan adanya audisi pemilihan bintang film yang bermoral seperti yang dilakukan di Indonesia melalui film Ketika Cinta Bertasbih. Hari berikutnya, saya menyempatkan diri melihat rumah kediaman Menteri BEsar sederhana dan paling bersih di Malaysia. Saya memang ingin melihat langsung seperti apa rumah tokoh besar yang namanya tercatat dalam 50 tokoh Islam berpengaruh didunia dan dimuat dalam buku berjudul ”The 500 Most Influential Muslims” yang dieditori oleh Prof. John L Esposito dan Prof Ibrahim Kalin.

Rumah Menteri Besar Nik Abdul Aziz memang biasa saja, sama dengan umumnya rakyat Malaysia. Rumah itu ada di samping masjid, berada di komplek lembaga pendidikan yang didirikannya. Tak ada penjaga. Tak ada protokoler. Tak ada polisi yang tampak. Benar-benar biasa.

Siapa pun bisa menemui Menteri Besar ini jika beliau ada di rumah. Siang itu beliau tidak ada di rumah. Saya memang tidak membuat janji untuk itu. Saya ditemui salah satu putra beliau yang juga bersahaja. Dari cerita orang-orang Kelantan, ternyata Menteri Besar Dato` Nik Abdul Aziz dikenal orang yang sangat dekat dengan segala lapisan masyarakat. Ada kebiasaan unik yang dilakukan pemimpin paling kharismatik di Malaysia ini.

Setiap hari Jumàt, tepatnya setelah shalat shubuh, Menteri Besar yang juga ulama besar ini selalu menyediakan diri menjadi tukang cukur bagi rakyatnya. Maka tak heran, jika setiap hari Jumàt, masyarakat berdatangan shalat shubuh di masjid beliau, dan beliau yang menjadi imam shalat. Selesai shalat shubuh puluhan orang bersiap diri untuk dicukur rambutnya oleh beliau. Dan beliau melakukan hal itu dengan penuh rasa sayang pada rakyatnya.

Kebiasaan beliau yang lain. Selama ada di kantornya, jika bukan untuk urusan negara maka beliau akan mematikan semua fasilitas yang ada di sana. Misalnya jika dia harus shalat pada waktu malam, karena shalat adalah urusan pribadi dan bukan urusan negara, dia mematikan lampu dan AC yang ada di ruangannya. Kepribadian ini mengingatkan pada kepribadian Umar bin Abdul Aziz.

Tak heran jika Dato` Nik Abdul Aziz ini, pada tahun 1998 dinobatkan oleh Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) sebagai Menteri Besar - kalau di Indonesia sepadan dengan gubernur- yang memiliki reputasi paling bersih di Malaysia. Anugerah itu diberikan sebagai penghargaan atas usaha beliau menentang gejala bentuk suap dan korupsi selama memerintah Negeri Kelantan selama hampir 18 tahun.

Tiga hari saya berada di Malaysia, dan saya menjumpai betapa cintanya penduduk Kelantan pada Tuan Guru mereka, kepada ulama mereka yang juga menjadi Menteri Besar mereka. Ada kalimat Tuan Guru Dato` Haji Nik Abdul Aziz yang diingat selalu oleh rakyatnya, yaitu, "Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyatukan hati banyak orang. Bukan pemimpin yang hanya mampu menggunakan kekuasaannya untuk membatasi ini dan itu.” Selama tiga hari juga, saya masih penasaran kenapa tidak satu orang pun yang menyinggung Manohara. Akhirnya pada suatu jamuan makan bersama beberapa panita, salah seorang dari mereka menanyakan kasus Manohara. Dia bertanya, apakah citra Kelantan sedemikian buruk di Indonesia. Saya jawab, mungkin iya. Tampak dia agak sedih.

Saya lalu balik bertanya sebenarnya bagaimana masyarakat Kelantan memandang kasus Manohara? Orang itu menjawab, mayoritas masyakarat Kelantan tidak tahu menahu tentang kasus Manohara. Tidak ada beritanya sama sekali di Kelantan. Dan itu juga bukan urusan pihak Kerajaan Negeri Kelantan, tetapi itu urusan dalam rumah tangga Istana Raja. Dia sendiri memandang tidak ada yang bisa dibenarkan dalam kasus Manohara. Menurut dia keduaduanya salah. Dia berkata, "Mereka bertemu secara tidak baik-baik, dan berpisah juga dengan tidak baikbaik. Itu masalah dua anak kecil yang tidak baik, tetapi disangkutpautkan dengan negara."

Paling tidak mendengar hal itu, saya telah mengetahui satu sudut pandang masyarakat Kelantan tentang kasus itu. Kenyataan yang saya temui, masyarakat awam Melayu Kelantan sangat menghargai bangsa Indonesia. Dan masih mengakui Indonesia sebagai bangsa besar. Seorang di antara mereka dengan jujur mengatakan kepada saya, "Indonesia adalah ikon Islam di Asia Tenggara. Jika Indonesia tegak, maka umat Islam di Asia Tenggara termasuk Malaysia tegak. Jika Indonesia runtuh yang lain juga akan runtuh.”

-----------------------------
Habiburrahman El Shirazy adalah Budayawan Muda, Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih

Dipetik dari DetikDaily

Wednesday, February 17, 2010

Selepas 48 jam sah MB, 15 hektar kebun musnah

Bashir Ishak



IPOH, 17 Feb: Lajnah Pekerja Dan Peneroka Bandar PAS Pusat membantah keras tindakan kerajaan Perak melalui Pejabat Tanah Larut Matang dan Selama yang merobohkan kawasan ladang yang telah diusahakan selama 12 tahun di Air Kuning, Perak.

Kawasan tersebut yang terletak berhampiran Taiping berada dalam Dewan Undangan Negeri Changkat Jering dalam Parlimen Bukit Gantang.

Insiden ini berlaku kira-kira 48 jam selepas Dr Zamry Abd Kadir diisytiharkan sebagai Menteri Besar Perak yang sah baru-baru ini.

Kawasan seluas kia-kira 15 hektar itu telah dibangunkan bersama oleh sekumpulan 10 orang pengusaha dengan tanaman sayur-sayuran, ternakan lembu dan kambing, ternakan ikan dalam kolam serta pokon buah-buahan.

"Kami membangunkan tanah tersebut yan tidak didiami bagi memenuhi hasrat kerajaan yang mahu memajukan sektor pertanian dan penternakan," kata Mohd Salleh Ariffin, jurucakap kumpulan peneroka tersebut.

Pasukan perobohan tersebut dari Pejabat Tanah Larut Matang dan Selama, dibantu Pasukan Simpanan Persekutuan (FRU), polis dari Taiping, JKR Taiping dan jentera dari syarikat Gamuda mengambil masa kira-kira tiga jam untuk memusnahkan segala yang telah diusahakan selama 12 tahun.

"Mereka datang seolah-olah hendak menangkap penjenayah besar. Kami telah membuat permohonan untuk mendapat hak milik tanah termasuk menghantar surat ke Jabatan Perdana Menteri tetapi tidak mendapat respon sehingga kini.



"Mereka memusnahkan semuanya yang kami usahakan termasuk menebang pokok buah-buahan. Adakah ini slogan "Rakyat Didahulukan, Pencapaian Diutamakan"?," kata Mohd Salleh yang turut ditangkap dan digari kerana didakwa cuba menghalang kerja-kerja perobohan tersebut.

Kerugian dianggarkan sekitar RM500,000.00.

Mengulas kejadian ini, Pengerusi Lajnah Pekerja Dan Peneroka Bandar PAS Pusat, Mohd Anuar Tahir melahirkan rasa dukacita, kesal dan menyampah dengan apa yang telah dilakukan oleh kerajaan Dr Zamry ke atas rakyatnya sendiri di Perak.

Katanya, tindakan meroboh dengan jentolak dengan bantuan pasukan polis dan FRU ini seolah-olah menyerupai tindakan yang diambil oleh rejim Zionis Israel ke atas penduduk Palestine.

"Sepatutnya pihak kerajaan perlu menggunakan kaedah perundingan untuk mendengar permasalahan rakyat dahulu. Saya juga nak ulangi apakah ini dia slogan "Rakyat Didahulukan, Pencapaian Diutamakan"?

"Kita membantah keras tindakan ini dan menuntut kerajaan Dr Zamry memohon maaf dengan pihak yang terbabit dan membayar ganti rugi kepada mereka.

"Kita juga menuntut kerajaan Perak tidak memandang remeh perkara ini dan tidak menjadikan ini sebagai tindakan balas dendam atau sebagainya kerana baru-baru ini mereka juga telah mengeluarkan hak milik kepada pekebun limau bali di Tambun sedangkan di sebaliknya pula ada segolongan lagi rakyat yang telah dizalimi," ujarnya.



-Harakahdaily-

Nelayan Langkawi Jamu Najib Ubi Rebus Sebagai Sindiran Kepada Kegawatan Ekonomi

Artikel ini sebagai respon terhadap artikel propaganda Utusan Malaysia bertajuk Najib dijamu ubi kayu rebus di Kuala Chenang yang disiarkan hari ini...

Nelayan Langkawi Jamu Najib Ubi Rebus Sebagai Sindiran Kepada Kegawatan Ekonomi

"Ubi kayu rebus dicicah kelapa parut dan sambal tumis ikan bilis mungkin juadah biasa bagi masyarakat nelayan Kuala Chenang di sini." begitulah laporan akhbar Utusan malaysia hari ini tentang Lawatan Najib Tun Razak yang disambut dengan jamuan Ubi kayu rebus oleh penduduk Pulau Langkawi itu.

Bagi Najib dan ahli Umno-BN itulah program mesra rakyat yang berjaya menaikan imejnya. Tetapi pada rakyat marhaien, juadah itu adalah sindiran tajam masyarakat Nelayan dan marhaien dinegara ini yang begitu terkesan dengan kegawatan ekonomi.

Mac ini sahaja kira-kira 50 ribu kakitangan kontrak Kerajaan akan ditamatkan perkhidmatan dan mereka pasti akan mengalami masalah kewangan selepas itu. Selain itu dasar penjimatan kerajaan telah menyebabkan guru sekolah yang berkursus kini hanya makan nasi bungkus. Ianya jelas sebagai implikasi dari kegagalan pengurusan kewangan negara.

Tetapi yang rakyat sedikit terasa, dalam keadaan kerajaan yang gawat ini tiba-tiba sahaja majalah Malaysian Business mengumumkan Nazir Razak yang juga adik kepada Najib sebagai orang yang ke-40 terkaya di Malaysia dengan kekayaan bernilai lebih AS$ 100 juta.

Tercekik pakcik makcik di Kuala Chenang yang sedang santai menjamu Ubi rebus bila membaca berita ini. Mereka pasti tidak lupa bahawa Syarikat kewangan CIMB yang diterajui Nazir pernah menerima bantuan Kerajaan sebanyak RM 3.5 Bilion pada Oktober 2008. Ketika itu Najiblah Menteri Kewangan Negara.

Dalam lawatannya di Kuala Chenang Najib hanya beri RM 7 juta kepada nelayan disitu untuk membina pelabuhan baru, tapi CIMB dapat RM 3.5 Bilion.

Rakyat pasti membuka mata dan faham akan hal ini. Dan Najib harus mengenang ubi rebus itu sebagai satu peringatan yang paling sinis dari rakyat Marhaien. Terima kasih kepada nelayan Kuala Chenang kerana memberikan simbolik yang begitu berkesan pada Najib. Kalau benar Najib mahu membuktikan yang dia berjiwa rakyat, selepas ini wajarlah beliau menjamu ubi rebus tiap-tiap hari sehinggalah keadaan ekonomi pulih.

Ustaz Idris Ahmad
Ketua Penerangan PAS Pusat

Friday, February 5, 2010

Pulau Pinang Maju, Umat Islam dan Melayu terbela di bawah Pakatan Rakyat

Parti Islam Se-Malaysia (PAS) mengucapkan tahniah kepada Kerajaan Pakatan Pulau Pinang kerana berjaya menunjukan prestasi yang begitu membanggakan selepas mentadbir negeri pulau mutiara itu sejak dua tahun yang lalu.

Hasil negeri

Walaupun Barisan Nasional yang kalah dalam Pilihanraya Umum 2008 cuba untuk menaburkan fitnah bahawa Pakatan tidak mampu tadbir negeri itu dengan baik, namun rakyat akhirnya dapat melihat sendiri bagaimana cekapnya pemerintahan dibawah Pakatan.

Pada 2007, Kerajaan BN mensasarkan Belanjawan 2008 mengalami defisit RM35 juta tetapi sebaik sahaja Kerajaan bertukar kepada Pakatan belanjawan itu mengalami lebihan RM88 juta, iaitu lebihan paling tinggi dalam sejarah Pulau Pinang.

Bagi Belanjawan 2009 pula, anggaran defisit dibuat sebanyak RM40 juta tetapi pemerintahan Pakatan sekali lagi memberikan hasil dengan lebihan RM77 juta.

Peruntukan Untuk Institusi Islam

Pada 2008 peruntukan untuk hal-ehwal Islam yang dibuat oleh Kerajaan BN dalam belanjawan tahun sebelumnya hanya bernilai RM12.5 juta, namun pada pembentangan belanjawan tahun 2008 Kerajaan Pakatan telah menambah kepada RM20.5 juta untuk peruntukan 2009.

Pada pembentangan Belanjawan 2009 peruntukan meningkat lagi kepada RM24.3 juta untuk 2010. Jumlah ini adalah peruntukan tertinggi yang pernah dinikmati oleh intistusi Islam di Pulau Pinang selama ini.

Kerajaan Pakatan juga memberi pengiktirafan kepada para huffaz dengan memberikan peruntukan RM1.5 juta setiap tahun kepada sekolah-sekolah agama rakyat.

Kontraktor Melayu tidak diabaikan

Dakwaan Dewan Perniagaan Melayu Pulau Pinang yang dikuasai Umno bahawa Melayu dipinggirkan dalam agihan projek dinegeri itu adalah tidak benar.

Pada 2008, 78 Kontraktor Melayu, berbanding 35 kontraktor bukan Melayu telah menerima projek melalui sebut harga. Satu kontraktor Melayu dan satu kontraktor bukan Melayu masing-masing telah menerima projek melalui tender terbuka.

Pada 2009, 89 kontraktor Melayu diterima untuk projek melalui sebut harga dan bilangan kontraktor bukan Melayu yang diterima berkurangan kepada 19 syarikat sahaja.

Pada tahun yang sama, projek yang diberi kepada Kontraktor Melayu melalui tender terbuka bertambah kepada 45 syarikat dan bukan Melayu 6 Syarikat.

Peningkatan yang ketara ini membuktikan Kerajaan Pakatan masih menghormati hak kaum Melayu dan tidak menafikan hak kaum lain. Keutamaan pemberian projek adalah bergantung kepada kelayakan, kemampuan dan kesungguhan yang ditunjukan oleh pemohon tanpa mengira kaum mereka.

Inilah bukti kesungguhan, dan iltizam pembangunan yang dilaksanakan hasil dari kepercayaan rakyat dalam Pilihanraya lalu. Pakatan sesekali tidak akan mensia-siakan harapan dan amanah rakyat apabila mentadbir mana-mana negeri.

PAS berharap akan kejayaan ini dapat diteruskan dan rakyat dinegeri berkenaan dapat memberikan keyakinan serta mandat yang berterusan kepada Pakatan untuk penggal yang akan datang.

Ust. Idris Ahmad
Ketua Penerangan PAS Pusat